Rabu, 12 Agustus 2009

Irene Handono, Bantahan Mantan Katolik (4)

I. PENDAHULUAN
Jangan Berlebih-lebihan...!

DISTORSI SEJARAH

Dalam upaya menyudutkan Islam Dr. Robert M. mencoba membawa kepada setting pra Islam yang digambarkan pagan, kemudian pembaca dibawa kepada seting Eropa modern yang dianggap lebih religius. Untuk kemudian dikatakan umat Islam awal (Arab) bukan saudara dua umat sebelumnya (Israel), dengan dua alasan :

Pertama :

Secara fisik bukan keturunan bapak bangsa­bangsa besar Ibrahim

Kedua :

Ajaran mereka bukan berasal dari Ajaran Ibarahim tapi dari paganisme Arab. Untuk mendukung pernyataan ini Dr. Robert Morey mencampur aduk antara budaya yang diperangi oleh ajaran clan budaya yang dilestarikan. Psudoilmiah yang lebih cocok dikatakan sebagai "tuduhan tanpa bukti".

  • Jika umat Kristen dihantam dengan tema besar "masalah kelahiran" yang kemudian mereka jawab dengan berlindung di dalam 'rumah laba-laba' TRINITAS, maka tema "bukan keturunan Ibrahim" inilah yang sering dilancarkan untuk menyerang Islam.
    Sekarang mari kita melihat setting masa awal diturunkannya wahyu:

  • Umat Yahudi awal yang menerima taurat, dari bangsa apa? mereka hidup dimana secara geografis? berbahasa apa?

  • Umat Kristen awal yang menerima Injil/Alkitab, dari bangsa apa? hidup dimana? berbahasa apa?

Secara jujur orang akan mengatakan kedua umat yang dimaksud di atas adalah bangsa Israel dari keturunan (Sam / Semit), yang secara geografis berada di tanah Arab, bahasa mereka adalah bahasa Ibrani. Kiblat mereka (bait Allah) di Yerussalem- Palestina-Arab, bukan Yerussalem-Amerika.

Umat muslim awal adalah bangsa Arab, yang semua juga maklum bahwa bangsa Arab adalah bangsa Semit. Secara geografis mereka ada di tanah Arab. Bahasa mereka adalah satu rumpun dengan bahasa Ibrani, Aram, Suryani, dan semua masuk keluarga besar bahasa Semit. Tidakkah kata IsmaEL clan IsraEL merujukkan pada satu nama "EL' yang sering dipakai manusia - saat itu- dalam memahami konsep "TUHAN".

Ketiga umat awal ini tidak bisa dilihat seakan muncul bersamaan, atau satu masa generasi. Jarak antara masing-masing + 700 tahun. Tapi yang bisa dilihat tetap clan tidak berubah adalah tempat dari ketiganya. Untuk menyatakan kebenaran suatu sejarah seseorang mestinya mengungkapkan data-data sejarah yang berasal dari peninggalan arkeologis dan riwayat (yang mungkin bisa dilihat dari ajaran/tradisi, bahasa). Namun sayang Dr. Robert Morey hanya melemparkan tuduhan dengan menutupi seluruh bukti yang ada didepan mata.

Setiap bangsa rata-rata memiliki benda-benda peninggalan yang dapat menjelaskan pada generasi-generasi mendatang. Bahkan para rasul yang membawa risalah tauhid inipun meninggalkan tanda-tanda keberadaan mereka di masa lalu. Tanda-tanda itu berupa ajaran, budaya, dan benda-benda arkeologis.

Secara geografis tiga ajaran besar tersebut diturunkan di Jazirah Arab kuno. Kenyataan itu seakan tertutup jika dilihat dari setting modern, setelah peta jazirah Arab terkoyak-koyak oleh paham nasionalisme. Tapi jika kita melihat peta maka letak masing-masing wahyu diturunkan adalah di daerah yang sangat berdekatan, yang tidak terpisah oleh laut.

Ibrahim sebagai bapak agama, - dalam sejarah - diberitakan berasal dari Haran yang kini menjadi wilayah timur Turki, dan bermigrasi ke wilayah Kan'an di dekat laut tengah yang kini menjadi wilayah Israel modern.7 Umat Kristen lebih suka cerita itu sampai di sini, padahal jejak kaki Nabi Ibrahim hingga zaman modern ini masih ada -bukti arkeologis yang tidak boleh begitu saja dihilangkan-. Dalam masalah silsilah keturunan Ibrahim-pun mereka lebih suka hanya ada Iskak padahal masih ada IsmaEl, yang namanya menunjukkan kesamaan dengan saudaranya IsraEl, di mana "EL' adalah sebutan untuk tuhan masyarakat kan'an. Nabi Daud dalam nubuatnya di alkitab menyebut -secara literal- kata "Bakka" di mana kata Bakka itu sendiri adalah nama lain dari Makka -al-Qur'an juga memakai kata yang sama. Penyebutan kata itu juga dibarengi ciri-ciri Makka yang kita lihat saat ini, seperti mata air (zam-zam), bahkan ziarah haji dan ritual seperti sa'i, pahala shalat di Masjid Haram, maqam mustajabah (depan pintu bait Allah).

Jika umat Kristen ketika diserang isu `anak haram' berlindung dibalik TRINITAS, maka umat muslim yang diserang dengan tema `bukan keturunan Ibrahim' cukup menunjukkan ritual Ibrahim (Ziarah haji) dan bukti Arkeologis berupa batu tempat Nabi Ibrahim berdiri (ketika membangun Ka'bah). Bukti yang memenuhi syarat sebagai bukti sejarah menurut kaca mata ilmu pengetahuan Modern. Maka umat muslim tidak perlu lari dan mencari perlindungan semacam doktrin Trinitas. Maha benar Allah yang mengabadikan Ka'bah dan maqam Ibrahim tersebut, bahkan tertulis di dalam al-Qur'an.

Kedua, tentang paganisme Arab yang dianggap sebagai asal-usul ajaran Islam. Psudoilmia yang dilakukan Dr. Robert Morey adalah ketika menulis sejarah agama, sosok para pembawa ajaran diidentikkan dengan umat yang mereka dakwahi. Padahal paham umat yang didakwahi seringkali berlawanan dengan ajaran yang dibawanya, dan karena dakwah itulah paham masyarakat itu berubah mengikuti ajaran sang rasul. Bangsa Israel yang pernah diberitakan melawan bangsa' Kan'an, memakai nama "EL' yang adalah Tuhan masyarakat Kan'an. Orang mungkin saja bingung kenapa peperangan yang dikatakan atas nama agama itu dilakukan oleh bangsa yang memakai nama Tuhan dari masyarakat yang diserangnya.

El, Eloy, Eloh, Allah, Yahweh, Ya Hua, Elohem ,Allahumma; adalah kata-kata yang dipakai oleh masing-masing bangsa - saat itu - untuk menyebut Tuhan. Permasalahannnya bukan pada kata-kata itu saja kemudian kita menilai paham suatu masyarakat. Tapi mestinya kepada cara penyikapan kepada "Tuhan" yang mereka sebut menurut bahasa mereka sendiri­sendiri. Bangsa Israel yang menggunakan kata Yahweh untuk merefleksikan pemahaman mereka tentang konsep "Tuhan" dibimbing oleh rasul dan nabi mereka untuk meluruskan pemahaman dan penyikapan terhadap Tuhan yang mereka sebut Yahweh. Begitu juga masyarakat Arab yang pada masa jahiliyah memakai kata Allah untuk menyebut Tuhan dibimbing oleh Rasulullah Saw. untuk menyikapi dan memahami apa yang mereka sebut Allah itu. Cara penyikapan inilah yang diajarkan oleh masing-masing rasul dan nabi kepada umatnya, yaitu meng­ESA-kan. Kalau ukurannya hanya pada tataran kata saja untuk menilai paham suatu umat, maka Yahudi dan Kristen juga pagan, karena nama "EL' yang dipakai IsraEL adalah Tuhan dari bangsa Kan'an yang menurut mereka pagan.

Dengan menggunakan parameter penyikapan, maka yang seharusnya berkaca adalah umat Kristen sekarang ini. Bukankah tindakan menyekutukan Tuhan adalah ciri utama masyarakat pagan yang memiliki banyak tuhan (berhala) yang bisa mereka bawa atau mereka taruh disudut rumah atau mereka tempel di dinding ruang tamu dan kantor.

Bangsa Arab pra-Islam, sebagaimana bangsa-bangsa lain Juga selalu diwarnai dengan pencarian konsep-konsep ketuhanan yang karena ketidaktahuan mereka wujudkan pada "penyekutuan' tidak mungkin melakukan kesalahan fatal menyembah berhala" seperti yang dituduhkan Dr. Robert Morey.


NOTES

7. Karen Amstrong, Sejarah Tuhan, terj. Zaimul Am, Penerbit Mizan, Bandung, 2002, hal 40.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar